Halaman

Sabtu, 06 November 2010

Viking dan Jakmania Siap Damai


Mari bergandengan tangan Kawan.
Supporter – Harapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar pendukung Persija Jakarta (Jakmania) dan pendukung Persib Bandung (Viking) mengakhiri konflik, tampaknya akan segera terwujud. Pasalnya, kedua kelompok suporter itu menyatakan siap mengakhiri permusuhan. Kesiapan itu diungkapkan Ketua Harian Jakmania, Larico Ranggamone, dan Ketua Viking Persib Club, Herru Joko, saat dihubungi oleh Wartawan Senin (26/4/2010), SBY mengungkapkan harapannya agar kedua kelompok suporter itu bisa menyelesaikan pertikaian yang ada selama ini. Ternyata, imbauan Presiden itu ditanggapi postif oleh kedua kelompok.

bukankah ini lebih indah?
Larico mengaku pihaknya siap duduk bersama untuk mencari solusi demi sebuah perdamaian. “Kami siap untuk bertemu. Pada dasarnya kami membuka perdamaian. Intinya, kami rindu perdamaian demi wajah sepak bola nasional yang lebih maju,” ucap Larico.
Lebih jauh, Larico menegaskan bahwa pihaknya sangat beritikad baik untuk mengakhiri permusuhan. Salah satu contohnya, kata Larico, Jakmania dilarang menyanyikan lagu-lagu yang bersifat menghina Viking. “Kami sudah melarang anggota untuk menyanyikan lagu-lagu rasis dan kami juga sering melarang anggota mengenakan baju yang bertuliskan kalimat cemoohan. Bahkan, saat Persib datang ke Jakarta (25/4/2010), tak ada lemparan batu kepada mereka,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Herru. Ia berharap seruan Presiden jangan hanya jadi wacana. “Kami menyambut baik seruan Presiden tersebut. Semoga hal itu jangan hanya menjadi wacana. Saya pribadi siap bertemu (Jakmania, Red) dan saya rasa Viking pun siap,” ungkap Herru.
Herru juga menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan usaha untuk meredam permusuhan. “Kami juga telah mengurangi nyanyian-nyanyian yang bersifat cemoohan karena ini menyangkut orang banyak,” tambahnya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kedua kelompok ini kerap bertikai. Sampai-sampai pihak keamanan melarang suporter lawan untuk mengenakan atribut bila kedua tim bertemu. Pada 25 Maret silam, saat Persib bertandang ke Persija, pihak kepolisian mengizinkan Viking datang dengan catatan tanpa mengenakan atribut, demikian pula sebaliknya.

Menguji Kedewasaan Bonekmania


Munculnya Persebaya tandingan berimbas hingga akar rumput. Bonek, sebutan untuk suporter Persebaya, ikut terbelah antara mendukung Persebaya yang dipimpin Saleh Mukadar dan mendukung Persebaya versi Ketua DPRD Surabaya Wisnu Wardhana. Di Indonesia, tak banyak klub yang memiliki hubungan erat dan bahkan saling mempengaruhi. Persebaya dan Bonek adalah salah satu dari yang sedikit itu. Pendukung Persebaya sendiri bukanlah sebuah entitas tunggal dan berada dalam satu komando.
Wastomi Suheri, Ketua Yayasan Suporter Surabaya (YSS), memang berada di kubu Wisnu Wardhana. Dalam aksi unjuk rasa di DPRD Surabaya beberapa waktu lalu yang mempertanyakan proses akuisisi Persebaya oleh Medco, beberapa pentolan YSS juga tampak. Namun itu tidak berarti suara YSS diamini oleh bonek-bonek lainnya.
Sejumlah bonek di luar elemen YSS yang diwawancarai , menyayangkan munculnya ‘dua matahari sepakbola’ di Surabaya. “Perpecahan di tubuh Persebaya sangat disayangkan dan sangat memalukan kota Surabaya,” kata Hendro, Bonek Solo.
Hendro heran dengan terbentuknya Persebaya tandingan oleh Wisnu Wardhana. Saat Persebaya mengalami keterpurukan anggaran, tak ada anggota DPRD Surabaya yang menunjukkan kepedulian. Bahkan, dana APBD untuk Persebaya terus-menerus ditunda pencairannya. Justru saat Persebaya yang dipimpin Saleh Mukadar mulai mendapat suntikan dana segar dari investor, muncul Persebaya tandingan.
Andhi Mahligai, Bonek Jakarta yang saat ini bekerja di Badan Pertanahan Nasional, menilai konflik di tubuh Persebaya tak lepas dari status tim Bajul Ijo sebagai klub besar. “Jika kita analisis dari sisi politis, Persebaya merupakan salah satu sumber legitimasi yang kuat dalam segi apapun, di Surabaya bahkan di Indonesia. Banyak kepentingan yang bermain di Persebaya,” katanya.
Andhi menuding PSSI berperan cukup besar dalam perpecahan tersebut, dengan terang-terangan mendukung salah satu kubu Persebaya. Hal serupa juga dilihat oleh Prasetyo Utomo, salah satu pentolan Bonek Brotherhood yang saat ini bekerja di Departemen Keuangan. “Sangat kelihatan intervensi PSSI, mulai dari masalah tanding ulang sampai surat keputusan pembentukan tim Persebaya Wisnu Wardhana,” katanya.
Prasetyo, Andhi, dan Hendro tidak mendukung atau membela Saleh Mukadar sebagai personal. Prasetyo bahkan adalah salah satu yang mengkritik keras Saleh Mukadar, saat dipaksakan naik menggantikan Arif Afandi menjadi ketua umum Persebaya tahun 2008.
Namun Prasetyo mendukung siapapun yang berniat membawa Persebaya ke arah klub profesional. Kali ini Prasetyo, Andhi, dan Hendro melihat Persebaya di bawah pimpinan Saleh sudah berada di jalur yang benar dengan mengikuti Liga Primer Indonesia.
“Saya akan menonton atau mendukung persebaya yang profesional. Yang profesional yang bagaimana? Yang tidak nyusu kepada APBD,” sahut Aryadin, Humas Bonek Jabodetabek, Selasa (26/10/2010).
Munculnya dua kubu Bonek antara yang mendukung Persebaya Wisnu Wardhana untuk tetap bermain di Divisi Utama dan mendukung Persebaya bermain di Liga Primer Indonesia memunculkan keprihatinan di kalangan Bonek sendiri.
Di dunia maya, perdebatan antar Bonek ini cukup kuat. Namun sejauh ini perbedaan tersebut tidak mengarah pada kekerasan. Inilah yang membuat Andhi senang. “Saya yakin, meskipun berbeda pendapat, Bonek akan dewasa dalam menyikapi hal ini. Itulah poin saya, agar tak ada perpecahan semuanya harus bersikap dewasa,” katanya.
Aryadin meminta agar semua elemen Bonek duduk bersama. Sejauh ini, beberapa komunitas Bonek sudah bertemu dan membicarakan masa depan Persebaya. Prasetyo menilai kunci persoalan ada pada rezim PSSI Nurdin Halid. Jika Nurdin Halid turun dari kursi kepemimpinan PSSI, maka persoalan di Persebaya akan berakhir.
Hari ini masa depan Persebaya adalah sepakbola industri. Tak ada tempat untuk menoleh ke belakang, berharap kembali kepada APBD. Bahkan, profesionalisme ini harus diikuti oleh elemen suporter. Prasetyo memimpikan adanya organisasi suporter yang memiliki saham di klub. Mitra Surabaya pernah menjadi pelopor klub dengan saham yang dimiliki masyarakat, sehingga disebut The Public.
Kelak Bonek akan berafiliasi resmi dengan klub, dan diwadahi dalam asosiasi resmi suporter. “Bahkan jika nantinya Persebaya sudah terbuka, asosiasi suporter bisa membeli saham tersebut. Tentu saja hubungan emosional akan tetap terjaga, dan suporter akan benar-benar memiliki Klub tersebut. Dampaknya, efek negatif tindakan suporter bisa diminimalisasi,” kata Andhi.
Perpecahan di kubu Persebaya adalah batu ujian pertama bagi kedewasaan Bonek. Sebagai entitas suporter, Bonek boleh jadi terbelah dalam dua kubu. Namun sebagai sebuah semangat, Bonek tak pernah terpecah. Kita tunggu saja.

Tak bayar Tiket, PT.Kereta Api merugi karena Bonek

Supporter – PT Kereta Api mengaku rugi jutaan rupiah akibat membawa bonek dari Surabaya ke Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/8/10). Kerugian terjadi karena bonek tidak membeli tiket perjalanan kereta.
Wakil Kepala Stasiun Kediri Eko Bekti mengatakan sampai dengan pukul 12.00 siang sudah dua rombongan bonek tiba di Kediri. Rombongan pertama tiba pukul 08.00 pagi dengan menumpang KA Rapih Dhoho. Sedangkan rombongan kedua menumpang KA Rapih Dhoho yang tiba pukul 11.00.
Jumlah bonek ini mencapai ratusan. Mereka menempati tiga gerbong penumpang di deretan paling belakang.
“Untuk KA Rapih Dhoho harga tiketnya Rp 5.000 per orang. Kami dapat informasi, rombongan bonek masih akan tiba pada perjalanan kereta berikutnya,” ujar Eko Bekti.
Sedihnya lagi, kerugian PT KA masih akan bertambah besar sebab bonek memerlukan perjalanan untuk pulang ke Surabaya.
Sementara Itu :
Ratusan bonek atau suporter Persebaya Surabaya yang sudah tiba di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/8/2010) menolak dipulangkan.
Mereka bersikukuh menghadiri laga tunda antara Persik Kediri dan Persebaya Surabaya di Stadion Brawijaya. Yusuf, koordinator Bonek, mengatakan tidak percaya kalau pertandingan dibatalkan.
Ia tetap akan berada di Kota Kediri sampai ada pemberitahuan resmi dari pihak panitia pertandingan.
“Kami tidak mau dibohongi. Kami akan tetap disini sampai nanti sore, jadi atau tidak pertandingan. Keputusan panitia membuat kami bingung, seperti kemarin bilangnya pertandingan jadi digelar, sekarang bilang tidak jadi,” ujarnya saat ditemui di Stasiun Kediri.
Wakil Kepala Polresta Kompol Kuwadi yang menemui Bonek, ditolak dengan keras. Bahkan, pejabat nomor dua di Polresta Kediri itu tidak dipercaya saat mengatakan bahwa pertandingan batal digelar.

Polres Kediri Tolak Kedatangan Bonekmania

Supporter – Polres Kediri Kota menolak kedatangan bonekmania, suporter fanatik Persebaya Surabaya.
Polisi akan melakukan blokade super ketat terhadap pendukung ‘Green Force’ yang berniat masuk ke Kota Tahu untuk memberi dukungan dalam laga ulang kontra Persik Kediri pada Indonesia Super League (ISL) 2009/2010 di Stadion Brawijaya Kediri besok lusa
“Sekretaris Persik Barnadi telah menyatakan secara tegas bahwa PSSI telah menghukum bonekmania selama dua tahun tidak ikut mendukung Persebaya. Meski demikian, kami juga akan melakukan upaya yang tegas untuk membendung mereka,” tegas Kapolres Kediri Kota AKBP Mulya Hasudungan Ritonga kepada wartawan, Selasa (3/8/2010)
Upaya pencekalan suporter Bajul Ijo akan dilakukan pada titik-titik masuk Kota Kediri. Pihaknya juga akan mengerahkan personil dalam jumlah yang besar dari lima jajaran dan meminta bantuan tenaga keamanan dari Kodim 0809 Kediri.
“Yang lebih penting lagi, kami akan meminta konskuensi dari Panpel Persik untuk melakukan pengetatan pintu masuk stadion dan tidak akan memberikan quota kepada bonekmania,” desak Mulya Hasudungan Ritonga
Mulya Hasudungan menambahkan, persiapan menghadapi laga terakhir di ajang ISL besok, siang ini pihaknya masih akan melakukan rapat koordinasi bersama dengan Panpel Persik, Kodim 0809 dan unsur muspida lain yang telibat.

Surat Bonek Untuk PSSI

Berbagai keputusan kontroversial yang di keluarkan PSSI membuat Bonekmania gerah,pasalnya team kebanggannya mendapat sanksi yang di nilai mereka merugikan Persebaya Surabaya, karena itulah Bonekmania Jabodetabek melakukan aksi unjuk rasa di kantor PSSI di Senayan dengan memberikan 5 petisi, berikut isi tuntutan mereka.
1. Menolak keputusan Komding yang menganulir keputsam Komdis tentang kemenangan WO Persebaya atas Persik. Penolakan tersebut berdasarkan Kode Disiplin PSSI pasal 127 yang berbunyi: “Klub yang terkena denda di bawah Rp 50 juta dan sanksi larangan tidak boleh ikut pertandingan di bawah tiga kali tida boleh naik banding”.
Dan berdasakan manual Liga Indonesia pasal 26 ayat 6 berbunyi: “Klub yang tidak melaksanakan pertandingan sesuai jadwal dinyatakan kalah 0-3, selain itu juga ada kemungkinan pengurangan poin dan saksi dari Badan Peradilan PSSI”.
2. Mendukung langkah yang dilakukan oleh manajemen Persebaya dalam penegakkan hukum dan peraturan yang berlaku demi perbaikan dan kemajuan sepakbola nasional pada umumnya dan Persebaya pada khususnya.
3. Menolak dilibatkannya pihak lain dalam perjuangan penyelesaian urusan internal Persebaya.
4. Mengajak seluruh elemen Bonek untuk bersama-sama menyatukan sikap demi kemajuan Persebaya
5. Berkomitmen penuh untuk mendukung Persebaya dalam situasi dan kondisi apa pun

Puluhan Bonek kena Tilang

Puluhan Bonek terjaring Razia aparat jelang kickoff Piala Indonesia
Sesaat menjelang kick off laga antara Persebaya melawan Sriwijaya FC yang digelar di Stadion Tambaksari Surabaya, Selasa (20/07/2010), puluhan suporter fanatik kesebelasan Persebaya Surabaya alias Bonek, terkena razia petugas kepolisian. Razia yang digelar di beberapa titik rawan tersebut, mengincar senjata tajam, serta alat kelengkapan berkendara, bagi bonek yang menggunakan motor.
Dari pantauan, razia dilakukan diantara di kawasan Darmo, Pasar Kembang, serta di depan Kebun Binatang Surabaya. Namun, razia gabungan terbesar dilakukan di perempatan jalan Pemuda Surabaya.
Puluhan polisi lalu lintas mengawasi, serta menghentikan aksi konvoi motor yang dilakukan oleh bonek. Para petugas lantas memeriksa barang bawaan, serta surat – surat kendaraan.
” Kita hanya memeriksa barang bawaan, barangkali ada yang membawa sajam. Untuk kelengkapan surat, sudah pasti wajib bagi setiap pengendara. Jika surat-suratnya tidak lengkap, ya kita tilang ,” ujar seorang petugas.
Dari razia ini, sedikitnya puluhan bonek terkena tilang akibat surat-surat kendaraannya tidak lengkap, bahkan empat motor milik bonek terpaksa diangkut ke atas mobil petugas, karena tidak dilengkapi dengan STNK.
Aksi sweeping yang dilakukan petugas kepolisian ini membuat macet arus lalu lintas di sekitar jalan Gubernur Suryo. Panjang kemacetan diperkirakan mencapai 2 Km hingga di jalan Basuki Rahmat.

Persebaya, Tirulah Arema Indonesia

Supporter – Para pemain Persebaya Surabaya harus bisa meniru profesionalisme punggawa Arema Indonesia, yang tetap maksimal meski pembayaran gaji mereka tertunda.
Setelah merebut trofi Liga Super 2009/2010, Singo Edan mengalami masalah finansial yang berbuntut tertundanya gaji mereka selama dua bulan. Pun demikian, tim kebanggaan Kera-kera Ngalam itu tetap tampil impresif dan menembus final.
Pemain Persebaya saat latihan
Pelatih Bajul Ijo, Rudy Keltjes, berharap para pemainnya meneladani sikap pemain Arema ini. “Memang hal itu perlu dicontoh. Kalau sudah masuk ke lapangan kita harus lupakan masalah non teknis dan harus bermain sebaik mungkin,” kata Rudy kepada wartawan, Kamis (29/7/2010).
Sang pelatih melanjutkan, kondisi Bajul Ijo sebenarnya tidak jauh beda dengan Singo Edan. “”Bedanya kita sedikit lebih besar karena 25 persen sisa kontrak pemain belum terbayarkan hingga hari ini,” imbuh mantan pemain Persebaya ini.
Persebaya sendiri tumbang di babak delapan besar Piala Indonesia di tangan Sriwijaya FC, kalah agregat 1-2. Sementara Arema berpeluang merebut double winner setelah berhasil menembus final. Laskar Wong Kito adalah lawan mereka selanjutnya di babak pamungkas.
Namun yang tidak disebutkan Rudy, sebenarnya pemain Arema sendiri sempat melakukan aksi mogok latihan jelang menghadapi sisa laga di Piala Indonesia.
Pernyataan sang pelatih ini bisa memantik ketegangan dengan Bonek-bonek pendukung Bajul Ijo, mengingat Arema adalah musuh bebuyutan tim kebanggaan kota Pahlawan itu.